Sabtu, 20 Mei 2017

Cerita Seks Terbaru Orgasme Yang Kudapat Dari Supirku

Cerita Seks Terbaru Orgasme Yang Kudapat Dari Supirku
Cerita Seks Terbaru Orgasme Yang Kudapat Dari Supirku


Aku ingin menceritakan Cerita Seks Terbaru Orgasme Yang Kudapat Dari Supirku yang sangat berkesan dan aku lakukan pertama kalinya perkenalkan namaku Dina mahasiswi perguruan tinggi di Surabaya. Saat malam hari aku sendirian di rumah bapakku masih di kantor sedangkan ibuku ikut seminar dan di rumah hanya aku dan supirku di tambah pembantuku.

Cerita Seks Terbaru Orgasme Yang Kudapat Dari Supirku

Supirku bernama Kodir dia usianya 35 tahun dan sudah menikah namun istrinya tinggal di kota lain. Aku merasakan kecapekan setelah seharian aku jalan-jalan dan aku ingin sekali tidur namun entah mengapa aku tidak bisa memejamkan mataku ini lalu aku mempunyai ide untuk menelepon temanku Mira untuk aku ajak ngobrol melalui telepon.

Telepon Mira angkat awalnya kami ngobrol biasa saja namun tidak tahu kenapa tiba-tiba Mira nafasnya memburu dan terdengar teriakan-teriakan juga suara seorang lelaki yang seperti suara pacar Mira. Aku hanya memdengar suara-suara teriakan kesakitan namun juga seperti merasakan sesuatu kenikmatan dan teleponpun terputus dengan sendirinya.

Pikiranku melayang kemana-mana dan aku mulai memikirkan tentang seseorang yang sedang berhubungan badan. Aku semakin terangasang setelah mendengar suara Mira juga khayalanku sendiri dan akupun membuka kaos ketatku, bra, serta celana dalam aku meremas buah dadaku dan memasukkan jariku ke kemaluanku.

Aku kocok kemaluanku hingga aku pun menyapai klimaks ditempat tidur, aku merasa puas dan akupun memakai bajuku lalu merencanakan untuk pergi makan. Aku cari supirku kemana-mana namun tidak ada hingga aku temukan dia Kodirmar tidurnya, dia tertidur pulas dengan hanya mengunakan kaos tanpa lengan dan sarung. Aku mau membangunkan dia namun melihat dia tertidur pulas akupun mengurungkan niatku untuk membangunkan dia, kasihan dia kecapekan setelah mengantar aku seharian jalan-jalan pikirku.

Sebelum aku meninggalkan kamarnya mataku tiba-tiba tertuju pada tonjolan yang ada dibalik sarungnya sehingga membuat aku ingin mengetahui bagaimana wujud tonjolan itu.
Aku beranikan diri untuk melihat tonjolan itu dari bawah lalu aku singkapkan sarungnya secara perlahan, aku terkejut melihatnya karena dia tidak memakai celana dalam sehinnga aku bisa melihat dengan leluasa kemaluan yang agak berdiri dan membuat aku ingin memegang, mengelus, dan mengulumnya.

Aku ingin sekali memegangnya namun aku takut supirku nanti terbangun dan dia akan marah terhadapku, dengan tangan yang gemetaran juga dingin dan jantung yang berdetak kencang aku beranikan diri untuk memegangnya. Aku singkapkan sarungnya lebih keatas dan akupun mulai memegangnya, terasa hangat dan membuat tanganku yang tadinya dingin menjadi hangat.

Aku semakin tertarik untuk menikmatinya lagi, aku elus berkali-kali kemaluannya hingga berdiri dan semakin panjang kemaluan itu. Jantungku semakin berdetak kencang namun keinginanku untuk melakukan yang lebih lagi juga semakin besar maka ku putuskan untuk mencoba mengulumnya. Kujilati serta memberikan gigitan kecil pada buah pelirnya yang berwarna kecoklatan hingga membuat aku makin bernafsu dan sedikit demi sedikit aku mulai menuju kemaluan yang telah berdiri.

Aku masukkan secara perlahan terasa hangat yang disertai rasa asin dan masuklah kemaluan itu sampai pada ujung tenggorokanku, aku coba masuk dan keluarkan sehingga membuat badanku mengeluarkan keringat yang di ikuti rasa gemetaran. Buah dadaku terasa semakin membesar dan mengeras sehingga membuat braku terasa sesak juga kemaluanku yang terasa mengeluarkan cairan. Akupun semakin tidak bisa menahan nafsuku yang sudah memuncak lalu aku semakin mempercepat kulumanku sehingga membuat kemaluan supirku licin karena liurku.

Di saat aku sedang keenakkan melakukan kuluman di kemaluan supirku tiba-tiba aku terkejut oleh teriakan supirku dan mencabut kemaluannya dari mulutku. Dia lalu berdiri dan memarahi aku, dia merasa bersalah pada orang tuaku karena membiarkan aku melakukan hal ini, akupun tidak mau menyerah begitu saja dan karena aku tidak bisa menahan nafsuku lagi yang seperti mau meledak akupun mengancam supirku dengan mengatakan pada bapakku bahwa aku telah diperkosa supirku juga akan mengatakan pada istrinya kalau tidak mau melayani kenginanku.

Dia ketakutan dan menyerah padaku, akupun tidak menyia-nyiakannya langsung saja aku melepas sarungnya dan aku jongkok didepannya. Kulihat wajah supirku terlihat wajahnya menampakkan kesedihan namun aku tidak mempedulikannya. Aku tidak peduli bagaimana perasaan supirku, aku hanya ingin kenikmatan seperti yang telah temanku
rasakan. Aku ingin membuat dia agresif terhadapku dan melupakan istrinya sesaat, karena keinginanku itu aku mulai melakukan rangsangan terhadapnya.

Kukulum lagi kemaluannya yang telah lemas tanpa canggung dan takut lagi pada supirku, kupercepat kulumanku sehingga membuat kemaluannya kembali berdiri. Aku sangat menikmati kemaluan.

“Ehhmm.. Enak.. Ehmm” dan aku merasa bahagia karena membuat dia mulai terangsang yang mulai menunjukkan ke agresifannya.

supirku mendesis menikmati kulumanku.

“Ough.. Terus.. Cepat.. Ouh Dina” Hanya itu saja kata yang keluar dari mulutnya akupun semakin bersemangat dan semakin mempercepat kulumanku.

Hingga beberapa kuluman kemaluannya terasa semakin membesar dan menegang juga disertai denyutan dan dia pun memegang kepalaku juga memcambak rambutku dengan kasar dia semakin memaju mundurkan kepalaku dan akupun semakin bersemangat karena aku tahu dia akan sampai.

“Ouhh.. Ouuhh aku sampai aku sampai Dina ough” dan keluarlah air maninya ke mulutku hingga mulutku tidak muat untuk menampungnya.

Air maninya terasa hangat, asin, dan baunya membuat diriku ingin memuntahkan air mani itu dari mulutku namun dia menarik kepalaku lalu mencium aku. Ciumannya yang sangat bersemangat kepadaku membuat aku terpakasa untuk menelan air maninya untuk mengimbangi permainan bibir itu.

Aku merasa kerepotan untuk mengimbanginya karena baru kali ini aku dicium oleh lelaki, dia terus mencium aku dan tangannya mulai menyelinap masuk ke kaosku. Tangannya menuju ke buah dadaku, dia meremas-remasnya sehingga membuat nafasku semakin memburu yang disertai degupan jantung yang cepat. Dia semakin agresif dengan membuka kaos ketatku, rok, bra serta celana dalamku.

Terbukalah sudah apa yang selama ini aku tutupi, aku merasa risih karena baru kali ini aku telanjang dihadapan lelaki sehinnga tangankupun secara spontan menutup kemaluanku juga buah dadaku. Namun karena nafsuku yang semakin memuncak maka aku biarkan badanku telanjang dan akupun dengan agresif melucuti kaosnya.

Sekarang kita benar-benar telanjang bulat, kita saling berhimpitan sehingga kemaluan yang telah mengacung itu menempel pada kemaluanku. Aku ingin sekali merasakan kemaluan itu masuk ke kemaluanku dan aku telah mencoba memasukannya namun tidak bisa, dengan terpaksa aku hanya mengesekkan kemaluannya ke kemaluanku dan itu membuat aku semakin bernafsu.

Setelah dia puas mencium aku dia menurunkan kepalanya menuju kaki, dia menciumi kakiku sampai ke kemaluanku. Dia menjilati kemaluanku, menyedot kemaluanku dan juga memberikan gigitan kecil pada kemaluanku sehingga membuat aku tak bisa menahan getaran badanku. Semakin dia mempercepat jilatannya semakin keras pula erangan serta desissan yang keluar dari mulutku.

Tanganku berpegangan pada kepalanya dan akupun menekan kepalanya serta mengangkat salah satu kakiku kepundaknya agar bisa semakin masuk ke kemaluanku, jilatan dia membuat aku tak bisa lagi menahan badanku sendiri. Badanku melengkung ke belakang dan kepalaku medongak keatas yang disertai keringat yang semakin mengucur deras.

“Auhh.. Ouhh..” Dia terus menjilati kemaluanku sehingga membuat aku semakin tidak tahan.

“Ough.. Yes.. Ouugh..Aku keluar” dan akupun mengalami klimaksku yang pertama, aku merasa kenikmatan yang luar biasa karena baru kali ini kali mengalami klimaks bersama lelaki.

supirku menghisap-hisap kemaluanku hingga terasa kering, nafasku yang tadinya memburu sekarang sudah mulai reda. Aku yang telah mengalami klimaks terasa badanku lemas namun supirku masih saja semangat, dia mengendongku ke tempat tidur dan menjatuhkanku.

Dia bermain di buah dadaku yang berukuran sedang putih bersih kemerahan, supirku mengulum, menyedot, meremas dan juga menggigit-gigit buah dadaku. Permainan mulutnya sanggup menaikkan kembali nafsuku, supirku sangat menikmati buah dadaku dan dia selalu memuji buah dadaku yang kenyal dan kencang itu.

Aku yang ingin kembali menikmati kemaluan supirku segera aku menggulingkan supirku disampingku, aku menindihnya dengan kemaluanku menghadap ke muka supirku dan kita pun saling melakukan rangsangan. Aku kembali mengulum kemaluannya sedangkan dia menjilati kemaluanku. Permainan lidahnya yang liar di kemaluanku membuat tak kuasa menahan nafsuku yang mau meledak dan dengan segera akupun minta untuk memasukkan kemaluannya ke kemaluanku dan diapun mengijinkannya.

Aku membalikkan badan dan sekarang kemaluan itu tepat di bawah kemaluanku, aku memegang kemaluan itu dan mengarahkannya ke kemaluanku namun aku tidak bisa memasukkannya terasa sulit walaupun kemaluanku telah basah. Kemaluan supirku seperti tidak mau masuk kemaluannya selalu ke kanan atau ke kiri. supirku pun membantuku, dia memegang kemaluannya sedangkan tangan satunya menuju kemaluanku dan memasukkan jarinya ke kemaluanku, akupun terkaget dan berteriak

“Ouhh”.

Jarinya maju mundur dan seperti mengaduk kemaluanku, supirkupun mengeluarkan jarinya lalu mencoba memasukkan kemaluannya ke kemaluanku.

Secara mengejutkan kemaluan itu masuk dengan mudah, aku terkaget merasakannya lalu berteriak

“Auhh.. Ough..” Dan mataku melotot serta kepalaku mendongak ke atas.

Kemaluanku terasa penuh dan disertai rasa nyeri yang sangat hebat namun supirku duduk menghiburku dengan menciumku. Dia menyuruhku naik turun namun itu sulit bagiku karena baru yang pertama aku melakukannya, aku mencoba naik turun rasanya nikmat sekali merasakan dua alat kelamin bergesekan namun tetap rasa nyeri tetap ada.

Akhirnya akupun lancar menaik-turunkan, melihat itu supirku semangat dia mulai meremas buah dadaku dan mulai melakukan gerakan juga. Lama-kelamaan rasa nyeri itu berubah menjadi rasa nikmat tiada duanya dengan cepat aku menaik turunkan. Gesekan itu sangat nikmat Mirambah lagi remasan supirku di buah dadaku.

“Uhh.. Aauhh.. Oouughh” aku terus mendesis.

Malam yang sunyi kembali berisik oleh bunyi kocokan serta teriakanku, kulihat supirku sekali memejamkan mata menikmati kocokanku. Hingga beberapa lama kita tetap pada posisi itu dan akupun merasakan sesuatu yang mau meledak di kemaluanku.

“Ouhh.. Ouughh.. Aku sampai” akupun merasakan klimaks yang kedua kali.

Tenaga yang habis membuat aku tidak dapat menahan badanku dan akupun rubuh diatas supirku. Dengan kemaluan yang masih menancap di kemaluanku supirku membalikkanku hingga dia berada diatas, dia kembali mengocok kemaluanku yang telah kelelahan dengan semangat yang masih memburu diapun ingin mengalami klimaks maka akupun melayani dia walaupun tenagaku sudah habis. supirku merasa tidak puas dengan posisi dia diatas dan dia meminta aku untuk duduk dipangkuannya dan dia dengan semangat kembali mengocok. Aku yang sudah lemas masih mencoba mengimbagi kocokannya, aku mencoba memaju-mundurkan pantatku walaupun sudah lemas.

Dia semakin semangat untuk mengocokku dengan buas dia juga menggigit buah dadaku dan itu sangat membuat diriku kembali terangsang.

“Oouuh.. Ouuhh.. Uuhh”

Akupun di buat tidak berdaya dan lagi-lagi aku dibuat klimaks untuk ketiga kalinya.

“Uuhh.. Ouugh.. Kau hebat Kodir.. Ouugh”.

Dengan klimaksku yang ketiga badanku semakin lemas tak berdaya, posisi kami tetap duduk dan aku terus saja memuji dia

“Kau hebat Kodir” kataku.

supirku menyuruhku untuk menungging dengan lemas dan antara sadar dan tidak aku masih menurutinya. Dia masih tidak bosan mengerjai kemaluanku. Dia masih dengan semangat tetap mengocok serta meremas buah dadaku dan kadang-kadang meremas pantat ku. Jarinya juga masuk ke duburku.

“Ouugh.. Ougghh.. Ougghh” kataku semakin menikmati, dengan kasar dia mengocok kemaluanku dan juga duburku. Dengan kocokan dari dubur dan kemaluan badanku semakin tak karuan dibuatnya.

“Ouuhh.. Ougghh.. Terus Kodir”

Tak berselang lama aku merasakan lagi klimaks yang ke empat.

“Oouuhh.. Kau hebat.. Oughh.. Aku aku dapat ough..”

Dan dia pun mengikuti mengalami klimaks dengan air mani yang masih banyak. Semprotan air maninya membuat mataku terbelalak dan aku pun merasakan kenikmatan, air maninya tidak dapat tertampung di kemaluanku sehingga jatuh ke sprei.

Kitapun terjatuh bersamaan di tempat tidur, supirku berada disampingku dan dia masih mencium serta meremas pantat dan buah dadaku. Setelah nafasku mulai reda akupun langsung keluar dari kamarnya dengan masih telanjang dan berjalan dengan gontai, supirku pun tertidur lagi.

Begitulah kisah nyataku bersama supirku yang baru aku alami belum lama ini dan kujadikan Cerita Seks Terbaru Orgasme Yang Kudapat Dari Supirku. Aku tidak kecewa walaupun keperawananku telah hilang namun aku senang mendapat pengalaman yang berharga.

Tamat

Cerita Seks Terbaru, cerita sex indonesia, cerita mesum 2017, cerita dewasa bergambar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar