Rabu, 24 Mei 2017

Cerita Seks Terbaru Pengalaman Lesbi Yang Menarik

Cerita Seks - Diantara empat sekawan geng-ku mungkin yg belom banyak diketahui pembaca adalah Tiwi, aku memang belom sempat menuliskan pengalaman-pengalaman kita bersamanya. Tiwi ini orangnya paling kalem diantara kita, juga paling pintar dalam pelajaran. Dibanding kita bertiga yg masih sendiri atau sering gonta-ganti pacar, perjalanan cintanya adalah yg paling mulus, lelakinya seorang liberal sampai-sampai membiarkannya bebas bertualang dgn lelaki lain, asalkan hatinya tetap untuknya, begitu kata lelakinya yg juga pernah terlibat ML dgnku itu. Namun kali ini yang akan kubagikan adalah Cerita Seks Terbaru Pengalaman Lesbi Yang Menarik sekali untuk disimak.

Cerita Seks Terbaru Pengalaman Lesbi Yang Menarik
Cerita Seks Terbaru Pengalaman Lesbi Yang Menarik

Cerita Seks Terbaru Pengalaman Lesbi Yang Menarik


Dia mempunyai badan langsing dgn buah dada sedang, berambut hitam sebahu. Parasnya bersih serta bermata bening dan berbibir indah, membuat setiap lelaki terkesima oleh pesonanya. Karena lebih banyak menghabiskan waktu dgn pacarnya, kebersamaannya dgnku lebih sedikit dibanding dua temanku lainnya. Hari itu kita rencananya akan clubbing, sebelomnya aku harus menjemput Tiwi dulu di rumahnya baru ke rumah Ike yg tidak terlalu jauh dari sana, barulah berangkat bareng dgn mobilnya Ike. Aku sampai ke rumah Tiwi terlalu pagi agaknya, baru jam setengah delapan malam. Setiba di sana aku disambut mamanya yg mengatakan kalau Tiwi sedang mandi, beliau mempersilahkanku langsung saja ke kamarnya di lantai tiga.

“Hai, Tiwi, masuk aja dulu, gua belom beres nih!” ajaknya saat membuka pintu.

Jelas sekali dia baru mandi karena rambutnya basah dan cuma memakai handuk hijau yg melilit di badannya.

“Walah, lu baru mandi lu malam gini!” kataku.

“Hehehe.. Tadi ketiduran lama abis nonton film, ya sekalian isi tenaga buat nanti lah!” jawabnya.

Dia duduk di ranjang dan mengoleskan body lotion pada pahanya, dipersilahkannya aku duduk di sebelahnya. Kuperhatikan badan montoknya yg cuma terbalut handuk dgn kulit putih mulus, kaki kanannya yg sedang diolesi lotion ditekuk sesampai memancarkan keindahannya.

“Ikutan Amway (salah satu usaha MLM) lu, Ke? Bukannya biasa lu pake Bodyshop?” tanyaku merujuk pada body lotion itu.

“Nggak, itu saudara gua nawar-nawarin terus sih, jadi aja gua beli deh, lumayan mahal loh!”

“Bagus nggak tapi?”

“Ya gitulah, kata gua sih nggak beda jauh, cuma bantuin saudara gua nambah poin aja sih,” jawabnya,

“Nih.. Coba aja sama lu sini!” seraya menawarkannya padaku

Aku menjulurkan telapak tangan menerima sedikit cairan itu, lantas kuoleskan pada lengan dan betisku yg terbuka karena saat itu memakai celana jeans ketat sepanjang lutut.

“Ke, bisa tolong gosokin ke punggung sekalian nggak?” pintanya sambil melepas handuk yg membelit badannya sesampai terlihatlah badan telanjang dibaliknya.

Tiwi merebahkan badannya tengkurap dan menaruh kepalanya pada kedua lengannya yg dilipat. Mulailah aku menggosok punggungnya, perlahan sambil memijat. Dia senyum-senyum kecil sambil dan memuji pijatanku yg katanya enak dan lembut.

“Eemmhh.. Enak Ke, kaya di salon aja, lu emang bakat mijat deh!”

“Enak aja.. Gua disamain tukang pijat, iihh!” kataku sambil menepuk pelan pantat montoknya.

“Aw.. Genit ah lu, tepuk-tepuk pantat segala” sambil tertawa cekikikan.

Mumpung tanganku sudah mendarat di pantatnya dan cairan itu masih tersisa sedikit ditanganku, akupun sekalian memijati pantatnya.

“Disini sekalian dioles juga yah, tanggung nih dikit lagi, sayg kan mahal-mahal mubazir” saranku yg lalu diiyakannya.

Ketika mengurut bongkahan pantatnya terdengar olehku dia mendesis pelan dan badannya sedikit bergetar. Melihat reaksinya, iseng-iseng aku menyusupkan tanganku ke paha dalam lalu merambat perlahan ke pangkalnya.

“Oohh.. Ke!!” desisnya makin jelas begitu daerah sensitif itu kusentuh.

Entah secara disadari atau tidak, dia merenggangkan kedua pahanya seolah minta lebih. Karena dia menikmati yg kulakukan, akupun mulai horny dan terdorong meneruskan lebih jauh lagi. Pinggiran kemaluannya kuusapi dan sedikit demi sedikit jari tengah dan telunjukku mulai masuk ke lubang kemaluannya. Jempolku kususupi ke duburnya diiringi desahannya,

"oohh..!"

Baik aku maupun dia makin terangsang saja dgn suasana seperti ini. Tanganku yg sudah basah oleh body lotion jadi tambah basah bercampur dgn air kewanitaan Tiwi. Sekitar sepuluh menit jari-jariku bermain pada dubur dan kemaluannya sampai akhirnya dia menggelinjang dan mendesah mencapai klimaksnya. Dua menit kemudian dia bangkit duduk di ranjang dan menatapku dgn senyum manis.

“Ok, sekarang giliran lu Ke” katanya.

Akupun mulai melepas tank-top dan BH-ku sesampai aku topless sekarang.

“Wah, tambah seksi aja lu Ke” sahutnya sambil memencet buah dadaku.

“Sama lu juga, pantesan si Jeje betah sama lu” jawabku sambil balas mencubit putingnya.

Kita saling meraba buah dada, pelan-pelan paras kita semakin dekat, hidungku bertemu hidungnya. Hembusan nafas Tiwi yg sudah memburu terasa di parasku. Kulingkarkan tanganku pada lehernya dan bibir kita mulai saling mendekat sampai bertemu. Aku mengeluarkan lidah menjilati bibirnya, dia juga ikut mengeluarkan lidahnya membalas
perbuatanku. Lidah kita menari-nari dalam mulut pasangan masing-masing. Tangannya yg lembut membelai punggungku menimbulkan sensasi geli yg nikmat. Demikian pula halnya tanganku turut mengelus punggungnya, sementara tangan kananku meremas buah dadanya sambil memilin-milin putingnya, puting itu makin mengeras karena terus kumain-mainkan.

Tanpa melepas ciuman, kudorong badanku de depan sesampai menindihnya. Ciuman kita semakin hot seiring dgn gairah yg makin membara dalam diri kita. Suara-suara kecupan bercampur dgn erangan tertahan dan nafas kita yg makin menderu. Tiba-tiba Tiwi mendorong badanku dan berguling ke samping, kini posisi kita bertukar menjadi
dia yg menindihku. Tangannya dgn sigap membuka sabukku dan memerosotkan celanaku berserta celana dalam dibaliknya. Aku turut menggerakkan kakiku membantu celana itu lepas dari badanku.

Tiwi melemparkan celana dan celana dalamku ke kursi rias yg tak jauh dari sini. Kembali dia menindihku sampai buah dada kita saling menghimpit. Setengah menit kita berpelukan erat dgn mata saling tatap, kemudian kurasakan suatu gesekan pada bibir kemaluanku yg membuatku mendesah secara refleks. Ternyata Tiwi mengelus kemaluanku dgn pahanya. Aku membuka pahaku lebih lebar agar klitorisku juga merasakan belaian lembut itu. Gesekan itu membuatku menggelinjang, belom lagi sekarang Tiwi sudah mulai menciumi telingaku. Hembusan nafas ditambah permainan lidahnya pada lubang dan daun telingaku menghanyutkanku lebih dalam.

“Eemmhh.. Tiwi.. Mm!” desahku dgn mata terpejam.

“Servis gua ok kan” katanya berbisik di telingaku.

Ciumannya merambat turun ke leherku, ssrr.. Lidahnya menyapu telak leher jenjangku disusul gigitan pelan dan cupangan yg dilakukannya dgn lembut dan mesra. Tangan kirinya menangkap buah dadaku dan meremasnya lembut, jari-jarinya yg lentik menyentil-nyentil putingku sampai membuatnya makin tegang. Dari leher mulutnya turun lagi ke dadaku, lidahnya menjilati putingku yg kanan sementara tangan kirinya tetap memijat buah dada kiriku.

“Terus Na.. Give me more!” kataku sambil menekan kepalanya karena tidak puas hanya dgn dijilati saja.

Badanku bergetar hebat merasakan buah dadaku dikenyot dan diremas olehnya. Tangan kanannya kini bercokol di kemaluanku menggantikan pahanya, jarinya membelai lembut
diantara kerimbunan bulu-bulu kemaluanku. Dua jari lainnya masuk ke dalam dan mengelus-elus dinding kemaluanku sekaligus mencari klitorisku. Ketika menemukan titik rangsangan itu, semakin gencarlah dia memainkan benda itu sesampai badanku makin tak terkendali dgn mendesah dan menggeliat-geliat. Butir-butir keringat seperti embun sudah membasahi dahiku dan parasku makin merah menandakan betapa terangsangnya aku. Kugerakkan tanganku ke bawah meraih buah dadanya dan meremasinya sebagai respon perbuatannya.

Jilatan Tiwi turun lagi ke pusar yg dia jilati sebentar membuatku tertawa kecil karena geli, kemudian turun lagi mencapai kemaluanku. Diperhatikannya sejenak kemaluanku sambil mengelus bulunya yg lebat. Kedua jarinya membuka bibir kemaluanku sesampai udara dingin dari AC menerpanya. Darahku makin bergolak ketika dia mulai membenamkan parasnya ke daerah itu.

"Aahh.." Desisku begitu lidahnya menyentuh bibir kemaluanku.

“Na.. Eenngghh.. Di situ.. Terus!” aku menggeliat merasakan lidah Tiwi bergerak liar seperti ular merangsang setiap titik peka pada kemaluanku.

Sebagai seorang wanita, dia tahu betul bagaimana memanjakan badan wanita secara seksual. Aku sungguh menikmati permainan oralnya. Kedua pahaku merapat mengapit kepalanya menahan rasa geli. Otomatis pinggulku ikut bergoyg akibat rangsangan itu, Tiwi memegangi pinggulku untuk menahan guncangan agar tak terlalu keras. Birahiku pun makin memuncak yg berakibat badanku menggelinjang hebat.

Akhirnya sebuah erangan panjang menandai klimaksku, badanku mengejang dgn tangan kiri meremas buah dadaku sendiri dan tangan kananku menekan kepalanya lebih terbenam lagi di selangkanganku. Aku merasakan kemaluanku dihisap-hisap kuat olehnya, melahap setiap tetes cairan yg terus mengalir dari sana.

“Oohh.. Tiwi.. Bitch.. Aahh.. Akh!” erangku dgn mata merem-melek sambil meremas rambutnya.

Lalu Tiwi pun mengangkat parasnya dan kembali naik ke badanku, pada mulutnya yg belepotan cairan kewanitaanku itu tersungging sebuah senyum.

“Love it?” tanyanya dekat parasku.

Aku cuma mengangguk dgn nafas masih kacau. Diciumnya bibirku dan kubalas dgn tak kalah bernafsu. Aroma kemaluanku masih terasa tajam pada mulutnya, kita ber-French kiss sambil menikmati sisa-sisa cairan kemaluanku. Setelah tenagaku terkumpul aku mencoba membalikkan badannya sampai dia telentang di sebelahku. Kubelai rambut dan parasnya sambil mendekatkan parasku padanya.

Putingnya yg terjepit diantara jariku kupencet dan kuplintir menyebabkan dia mendesah, saat itulah aku mencium bibirnya yg terbuka. Lidahnya kukulum dalam mulutku sambil menggeraygi buah dadanya. Tiwi menggeliat-geliat saat lehernya merasakan jilatan dan cupanganku, di saat yg sama tanganku sibuk memilin-milin kedua putingnya yg sudah keras. Dalam keadaan nafsu tinggi seperti itu secara tidak sengaja, tangannya yg tadinya cuma mengelus punggung, tiba-tiba mencakarku.

“Aduh-duh.. Hati-hati dong Wi, sakit tau, udah tau kuku panjang gitu!” protesku.

“Eehh.. Sory Ke, sory banget, habis lagi tegangan tinggi sih, cuma lecet dikit kan nggak akan berbekas!”

“Awas ya, gua bales nih!” puting kanannya kugigit agak keras sambil meremas buah dadanya.

“Aakkhh.. Ke.. Pelan-pelan!” erangnya dgn badan mengejang.

Erangannya justru membuatku makin bergairah mengenyot kedua buah dadanya secara bergantian. Selanjutnya aku mulai melakukan mandi kucing terhadapnya. Leher dan pundaknya kusapu dgn lidah, kedua tangannya kurentangkan ke atas sesampai aku bisa menjilati ketiaknya yg bebas bulu.

“Oohh.. Ampun Ke.. Geli..!” desahnya bercampur tawa kegelian, badannya pun terhentak-hentak.

Aku terus menjilati ke bagian dada, perut, sampai sampai pada kemaluannya. Bulu-bulunya agak jarang, tidak selebat milikku, serta bentuknya dicukur rapih. Tanpa buang waktu lagi aku langsung menjilati belahannya dan menggesek-gesek klitorisnya dgn jariku, perbuatanku ini spontan membuatnya menggelinjang hebat.

“Aahh.. Gila.. Uuhh.. Uhh.. Disitu enak Ke!” demikian desah Tiwi.

Lidahku menyusup lebih dalam menjilati dinding kemaluan dan klitorisnya, semakin kujilat semakin basah daerah itu. Klitorisnya kutangkap dgn mulut dan kuhisap sesampai pemiliknya makin berkelejotan tak karuan.

“Ke.. Kera, udah.. Gua keluar!” erangnya lebih panjang seiring dgn mengejangnya badannya.

Cairan yg keluar dari kemaluannya semakin banyak serta merta kujilati dgn nikmat. Tiwi kembali melemas sementara aku masih saja menjilati badannya sampai 2-3 menit ke depan. Akhirnya kitapun tergolek bersebelahan, beristirahat sejenak dgn obrolan dan canda ringan. Tiba - tiba HP Tiwi berbunyi.

“Iya-iya, ntar lagi kita berangkat kok.. Udah Nike dah datang dari tadi, tunggu ya!” kata Tiwi menjawab HP-nya.

“Ike tuh, udah ngomel-ngomel, yuk siap-siap!” katanya lagi setelah menutup HP.

Kitapun bangun menuju kamar mandi untuk membersihkan badan dgn handuk basah. Tiwi berdandan dgn terburu-buru sampai hampir lupa meresleting bajunya.

“Ya ampun Wi, dari tadi pintu nggak dikunci yah, gimana kalo ada yg kesini?” seruku ketika mau membuka pintu.

“Ups, lupa.. Heheh.. Rasanya sih nggak, cuma ada nyokap di bawah, untung si Vina (adiknya) lagi keluar, yuk let’s go!” dia menarik lenganku dan melangkah ke bawah dgn cepat.

Setelah pamitan pada mamanya, kitapun berangkat untuk menikmati hiburan malam. Demikianlah akhir Cerita Seks Terbaru Pengalaman Lesbi Yang Menarik ini.

Baca Juga : Cerita Seks Terbaru Pengalaman Pesta Seks

Cerita Seks Terbaru , Cerita Sex Indonesia Terbaru, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Mesum Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar