Senin, 15 Mei 2017

Salah SMS Berujung Dapat Ngentot Cewek Gratis Dan Cantik

Salah SMS Berujung Dapat Ngentot Cewek Gratis Dan Cantik
Karena sudah tidak lama berhubungan, dan gw tidak punya catatan tentang nomor HP temanku tersebut, maka gw menuliskan nomor HP dengan agak mereka-reka. Segera kukirimkan SMS tersebut, berisi pesan yang kira-kira menyatakan bahwa gw kangen dan ingin bertemu dengannya! Hallo Jan How Are U? I MISS U JaN Satu kali SMS kukirim kepadanya, dia tidak menjawab. Aneh, pkirku. Tak mungkin temanku itu tidak membalas kalau tahu SMS tersebut dariku. Kemudian kukirimkan sekali lagi, dan kucantumkan nama gw. Tak lama kemudian, ia membalas dengan miss call. Karena saat itu gw sedang sibuk, kubalas saja miss call nya dengan pesan SMS yang menyatakan bahwa gw akan meneleponnya sore nanti.
Pukul 5 langsung kutelepon temanku itu, seperti yang kujanjikan. Halo, Jany?, Tanya gw sejenak, ragu. 
"Saya pikir anda salah orang" begitu tanggapan lawan bicara gw. 
"Oh, maaf. Saya pikir anda adalah teman saya. Memang saya tidak ingat betul nomor HP-nya. Maaf kalau telah mengganggu" jawabku sambil menahan malu. 
"Oh, tidak apa-apa" jawab lawan bicara gw lagi. Saat itu juga hendak kumatikan teleponku, namun lawan bicara gw segera bertanya.
"Memang yang mau kamu telepon ini siapa sih? Kok pake kangen kangen segala?" ungkapnya menggoda.
Lalu kujawab bahwa Jany adalah teman lama gw, dan kami telah berkawan selama 6 tahun. Singkat kata, akhirnya kami berkenalan. Dari telepon itu, gw tahu bahwa nama wanita tersebut adalah Yola.
Sejak saat itu, kami sering berkirim SMS. Kadang-kadang gw malah menelponnya. Namun, tidak ada niat sedikitpun dalam diriku untuk menemuinya, atau melihat wajahnya. Toh tidak ada maksud apa-apa, pikirku. Dua bulan berjalan sejak perkenalan itu, entah mengapa, isi pesan SMS berubah menjadi hal-hal yang agak menjurus ke sex. Tiga bulan berjalan sejak perkenalan kami lewat telepon. Tiba-tiba, Yola mengirim SMS yang menyatakan ingin bertemu. Mengapa tidak, kupikir. Toh tidak ada ruginya untukku. Saat itu pikiranku belum berpikir jauh sampai ke sex.
Kami janjian sore pukul 16.00. Kebetulan hari itu hari libur. Setelah tiba di tempat yang dijanjikan, gw segera meneleponnya.
"Gua pake sweater pink", kata Yola. Segera kutemui Yola yang sedang berdiri menunggu. "Hai, Yola ya?" tanya gw. Yola segera tersenyum.
Wajahnya memang tidak cantik, tubuhnya pun tidak aduhai seperti poster swimsuit di majalah Popular. Namun, gw memang tidak terlalu mempermasalahkan penampilan fisik. Segera kuperkenalkan diriku. 
"Gua Bian" kata gw. Memang pergaulanku dengan wanita tidak intens, sehingga saat itu gw sedikit gugup. Namun, segera kututupi kegugupanku dengan sedikit jaim (jaga image). Kami segera menjadi akrab. Kami berbicara sebentar sambil menikmati makanan di sebuah food court.
"Bian, suka nyanyi-nyanyi gak?" tanya Yola setelah kami selesai makan. 
"Suka, tapi tidak di depan umum" begitu jawabku
"Sama dong. Kalo gitu, mau gak kamu saya ajak utk nyanyi di karaoke? Kita bisa pesan private room kok, jadi tidak ada orang lain" tanya Yola. Kupikir, asyik juga ya, untuk melepas lelah. Segera kami meluncur ke sebuah karaoke terdekat menggunakan mobilku.
Setibanya di sana, kami memesan tempat untuk dua orang. Kami segera dituntun masuk oleh seorang wanita. Ruangannya agak remang-remang, dan ditutupi gorden, jadi memang tidak akan terlihat dari luar. Sambil waitress menyiapkan ruangan, kami memesan minuman. Yola permisi kepada gw untuk ke toilet. Tepat setelah waitress menyiapkan ruangan dan minuman, Yola kembali. Kurasa agak aneh waktu itu karena aroma wewangiannya kian tajam. Namun, tidak kupedulikan.
Segera kami mulai memasang lagu kesukaan kami, dan kami bernyanyi-nyanyi. Sampai tibalah kami di lagu yang kelima. Yola memesan lagu yang lembut, dan agak romantis. Sebelum lagu tersebut dimulai, tak sengaja punggung tanganku menyentuh punggung tangan Yola. Halus sekali, pikirku. Sayang sekali tanganku untuk berpindah dari punggung tangannya, sehingga kubiarkan saja di situ. Yola pun diam saja, tidak berusaha melepaskan sentuhan tangannya dari tanganku. 
"Dingin ya?" tanya Yola, kepada gw, sambil melihat tanganku. 
"Iya" jawabku mengangguk lemah. 
Segera Yola mendekatkan tanganku ke tangannya. Tanganku segera menggenggam jari-jarinya. Kami bernyanyi sambil menikmati kehangatan tersebut. Pelan-pelan, naluriku mulai berjalan. Ingin sekali gw mengelus pipinya yang lembut, namun gw agak takut-takut. Perlahan-lahan Yola mendekatkan bahunya ke bahuku sehingga kami duduk sangat dekat.
Wangi aroma tubuh Yola segera membius diriku. Tak kupedulikan lagi ketakutanku. Segera kubelai pipi dan kening Yola. Ia menatapku. Gw balas menatapnya. Lalu ku usap lembut rambutnya. Darah kelelakianku segera berdesir. Ku kecup keningnya. Yola diam saja. Ku kecup rambut dan pipinya, segera aroma tubuhnya kembali membius diriku. Yola benar-benar ku perlakukan seperti pacarku sendiri. Tiba-tiba timbul gelora yang besar untuk memeluknya. Yola sepertinya mengerti karena dia segera mengubah posisi duduknya sehingga memudahkanku untuk memeluknya. Segera kupeluk Yola dengan rasa sayang.
Tiba-tiba Yola menarik tanganku ke dada kirinya. Segera kurasakan bagian lembut kewanitaannya tersebut. 
Nikmat sekali, namun dengan rasa agak takut. Pelan-pelan kusentuh buah dadanya yang lembut itu. Yola diam saja. Gw mulai berani. Ku elus-elus buah dadanya, perlahan-lahan, dengan gerakan memutar, tanpa menyentuh bagian putingnya. Gw semakin berani. Tangan kanan ku kumasukkan ke dalam sweater merahnya. Segera ku elus bukit lembut tersebut di bagian pinggirannya. Ku putar-putar tanganku mengelilingi putingnya. Setelah beberapa saat, kusentuh putingnya. Ternyata putingnya sudah mengeras. Lalu kuremas dengan lembut. Yola mendesah. "Ssshh" desahnya.
Ku lanjutkan penjelajahanku ke dada kanannya. Ku ulangi hal yang sama. Lagi-lagi Yola mendesah. Segera ia memagut bibirku, dan melumatnya. Saat kujulurkan lidahku, segera dihisapnya kuat-kuat. Oh, nikmat sekali berciuman seperti ini, pikirku karena memang gw belum pernah berciuman dengan wanita. Badanku bergetar hebat, karena gw belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Kami lanjutkan permainan kami beberapa saat. Setelah itu, kami berhenti untuk menikmati minuman kami. Kusodorkan sedotan minumanku untuk diminum terlebih dulu oleh Yola. Kemudian kami lanjutkan nyanyian kami sambil berpelukan. Nyaman sekali rasanya saat itu.
Kuteruskan permainan tanganku dengan lembut, mengelus dan meremas dengan lembut buah dada Yola. Yola kembali memagut bibirku. Kami berciuman hebat. Tiba-tiba Yola menarik tanganku, dan memasukan tanganku ke dalam celana panjangnya. Segera terasa bulu-bulu halus kemaluannya tersentuh oleh tanganku. 
Pelan-pelan kudorong tanganku ke bawah, menuju organ intimnya. Segera terasa tanganku menyentuh vaginanya yang hangat dan basah.
"Montok kan punya gua?" begitu ungkap Yola saat tanganku mengelus lembut vaginanya. Segera kuiyakan pertanyaannya itu, padahal gw tidak bisa membedakan seperti apa vagina yang tidak montok. Ku usap terus vaginanya, seraya desahan Yola mengiringi gerakanku. 
"Sssh.. Oh, Bian. Baru kamu laki-laki yang bisa memperlakukanku dengan lembut" begitu terus desahnya. Tersanjung juga gw dipuji dirinya.
Kami terus bercumbu sampai tak terasa dua jam berlalu.
"Bian, kamu jangan pulang dulu ya. Gw ingin dikelonin sama kamu. Temani sebentar gw di hotel ya?" tanya Yola kepada gw. Saat itu, gw agak takut. Takut gw tidak bisa menahan diri untuk tidak tidur dengannya. Segera kuingat ajaran ajaran agama yang melarangku melakukannya. 
Namun sepertinya Yola mengerti ketakutanku.
"Gw cuma minta dibelai kok. Tidak lebih. Ya, Bian?" tanyanya dengan mata memohon. Berat sekali rasanya untuk mengiyakan permintaannya. Di satu sisi, gw takut sekali melanggar ajaran agama. Lagipula, gw banyak tugas yang malam itu harus ku selesaikan. Namun sisi kemanusiaanku membuat gw tidak tega menolaknya. "Baiklah, tapi tidak lebih dari itu ya?" jawabku. "Iya, gua janji deh" kata Yola lagi.
Kami segera keluar dari ruangan, membayar ke kasir, dan meluncur ke sebuah hotel menggunakan mobilku. Yola menjadi penunjuk jalan. Setelah membayar uang deposit di kasir hotel, kami segera melenggang ke dalam kamar. Di dalam kamar, gw menyalakan televisi. Sejenak kami menikmati sebuah film. Tak lama kemudian, Yola membentangkan tubuhnya di kamar tsb. 
"Bian, sini dong" kata Yola. Gw mengubah posisi duduk ku di ranjang mendekati Yola. Gw dalam posisi duduk, sementara Yola sudah telentang. Bian, belai gw lagi ya, kata Yola. Segera tanganku mengelus dahi Yola. Kuelus-elus dahinya beberapa lama, turun ke pipi, lalu ke rambutnya yang panjang.
Yola menikmati gerakanku sambil menutup mata. Lalu kusandarkan tubuhku ke ranjang, kukecup lembut kening dan dahinya. Yola membuka matanya, tersenyum. Lalu kucium kelopak matanya. Yola benar-benar menikmati perlakuanku. Perlahan kukecup lembut bibirnya. Gw hanya menyentuhkan bibirku di bibirnya. Namun segera Yola menjerat bibirku di bibirnya. Dilumat bibirku dengan bergairah, sementara tangannya dengan kuat memelukku. Kujulurkan lidahku untuk menyentuh bibir bawahnya, namun Yola segera menghisap bibirku tersebut. Segera kuarahkan ciumanku ke bagian telinganya, dan kujilat bagian dalam daun telinganya dengan lidahku.
Yola meronta-ronta dan mendesah. "Aduh Bian, geli sekali. Teruskan Bian" katanya. Kucumbu Yola terus di telinganya. Kemudian kuarahkan cumbuanku ke lehernya. Yola mendesah hebat. "Ssshh.. sshh.. ohh" desah Yola. Gw tidak bisa menahan diriku lagi. "Yola, boleh kubuka bajumu?" tanya gw pelan kepada Yola. Yola mengangguk, tersenyum. Perlahan-lahan kubuka kancing bajunya. Terlihatlah tubuhnya yang putih mulus, dengan bra berwarna biru. Kulanjutkan ciumanku di seputar payudaranya. Tak lupa kukecup pelan ketiaknya yang bersih tanpa bulu. Yola mengerang. "Bian, buka BH gua dong" pinta Yola. Segera kuarahkan tanganku ke punggungnya untuk membuka BHnya. Sulit sekali membuka BHnya. Maklum, belum pernah gw membuka BH wanita.
Setelah terbuka, pelan-pelan kutanggalkan BHnya. Segera tampak bukit indahnya yang putih bersih, tanpa cacat, dengan puting kecoklatan. Indah sekali, pikirku. Ingin sekali gw menciumnya. Kupindahkan BHnya dan bajunya ke meja supaya tidak kusut. Lalu, pelan-pelan kubasahi buah dadanya dengan lidahku. Kuputar wajahku memutari tokednya. Yola mendesah lagi. Gerakan itu terus kuulang beberapa kali, lalu berpindah ke toked kanannya. Di sana kuulangi lagi gerakanku sebelum akhirnya lidahku tiba di puncak tokednya. Kubasahi putingnya dengan lidahku, kumain-mainkan, kukulum, dan kuhisap. Yola mengerang-ngerang. Aduh, "Bian..ssh..ssh.. geli sekali. Terus Bian…" Sambil mengulum putingnya, pelan pelan kuelus bagian perutnya. Auw.. enak Bian.., Yola menekan wajahku ke dadanya. Kira-kira 15 menit Yola kuperlakukan seperti itu.
"Bian, bukain celanaku dong.." pinta Yola. Segera ku buka kancing celananya, dan ku pelorotkan ke bawah. 
Terlihatlah pahanya yang putih bersih, dan kewanitaannya yang masih tertutupi Celana Dalam warna hitam. 
Masih mengulum putingnya, segera kuarahkan tanganku ke selangkangannya. Ku elus-elus perlahan. Kugerakan tanganku dari dekat lututnya, terus bergerak sedikit demi sedikit ke arah pangkal pahanya. "Ohh.." rintih Yola menahan kenikmatan yang kuberikan. Kuelus vaginanya yang masih tertutupi CD. Ternyata CD-nya sudah basah. Kubelai pelan-pelan bagian tersebut. Yola meronta-ronta, dijepitnya tanganku dengan kedua belah pahanya. Oh.. ohh.. ronta Yola. Gantian tangan Yola yang masuk ke celana dalamku. Dipegangnya Kontolku, lalu dikocok pelan-pelan. Uuh, nikmat sekali rasanya.. "Bian, buka celana dalam gua.." pinta Yola. "Jangan Yola, gua gak berani melakukan itu.." kata gw.
Gw bukan bermaksud munafik, tapi gw memang benar-benar takut saat itu, karena belum pernah melakukannya. "Tak apa-apa, Bian, tidak usah dimasukin. Gua cuma minta diciumi aja" pinta Yola memohon. Akhirnya kubuka celana dalam Yola. Kunikmati pemandangan indah dihadapanku. Oh, indah sekali makhluk bernama wanita ini, pikirku. "Elus lagi, Bian.." pinta Yola. Perlahan-lahan, tanganku mulai mengelus bibir vaginanya yang sudah basah. Kuputar-putar jariku dengan lembut di sana. Lagi-lagi Yola meronta. "Ohh..ohh. Ke atas lagi Bian. Elus klitorisku" begitu desahnya perlahan. Gw tidak tahu persis di mana klitoris. Gw terus mengelus bibir vaginanya. Segera tangan Yola membimbing tanganku ke klitorisnya.
Baru sekali itu gw tahu bentuk klitoris. Mungil dan menggemaskan. Dengan lembut kuputar-putar jariku di atas klitorisnya. Setiap 5 putaran, Yola langsung mengepit tanganku dengan pahanya. Sepertinya ia benar benar menikmati perlakuanku. "Bian, tolong hisap klitorisku, yah?" pinta Yola . Gw sedikit ragu, dan jijik. "Pake tangan aja yah, Yola.." gw berusaha menolak dengan halus. Tolong dong, Bian. Sekali ini saja. Nanti gantian deh , pinta Yola. Gw masih berat hati menghisapnya. "Yola, maaf ya. Tapi kan itu kemaluan. Apa nanti…" Belum selesai gw bicara, Yola segera memotongku. "Kemaluanku bersih kok, Bian. Gw selalu menggunakan antiseptik. Tolong ya.. sebentar saja, kok" pinta Yola lagi.
Perlahan-lahan kudekatkan mulutku ke memeknya Yola. Segera tercium aroma yang tidak bisa kugambarkan. 
Perlahan-lahan kujulurkan lidahku ke klitorisnya. Gw takut sekali kalau rasanya tidak enak atau bau. Kukecap lidahku ke vaginanya. Ternyata tawar, tidak ada rasa apa-apa. "Terus, Bian..ohh.. enak sekali" desah Yola. Ku ulangi lagi, pelan-pelan. Lama-lama rasa takut dan jijikku hilang, malah berganti dengan gairah. Kuulang-ulang menjilati vaginanya. Yola makin mendesah. "Ooh.. oohh.. ohh.. ohh" Yola menggenggam jari telunjukku, lalu memasukkan ke dalam liang vaginanya. "Kamu nanti tidak kesakitan?" tanyaku kepadanya. Ia menggeleng pelan. Lalu, kuputar-putar jariku di dalam vaginanya. "Ahh.." Yola menjerit kecil. Kuputar jariku tanpa menghentikan jilatanku ke vaginanya.
Saat kuarahkan jariku ke langit-langit memeknya, terasa ada bagian yang agak kasar. Kuelus pelan bagian tersebut, berkali-kali. "Ya, terus di situ Bian.. ahh.. enak sekali.." Kuteruskan untuk beberapa saat. Yola makin membuka lebar-lebar pahanya. Tiba-tiba Yola menggerakkan pantatnya ke atas dan bawah, berlawanan dengan arah jilatanku. "Ah Bian.. gw mau keluaar.." erang Yola. Yola makin mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba gerakan pantatnya dia hentikan, lalu dikepitnya kepala gw dengan pahanya. "Ahh.. Bian..gw keluar" desahnya. Segera kupeluk tubuh Yola, dan kugenggam tangannya erat. Kubiarkan Yola menikmati orgasmenya. Setelah beberapa saat, kuelus-elus dahi dan rambutnya. Bian, enak sekali, kata Yola. Gw diam saja.
Sekarang gantian, ya, kata Yola. Gw mengangguk pasrah, antara mau dan takut. Diputarnya tubuhku sehingga tubuhnya menindih tubuhku sekarang. Dibukanya celana dan celana dalamku. Malu sekali rasanya saat itu. Segera kututupi Kontolku yang masih terduduk lemas. Sepertinya Yola mengerti perasaanku. Ia segera mematikan lampu kamar. Gw merasa lebih tenang jadinya. Lalu, dibukanya paha gw yang menutupi Kontolku. Yola segera meraba-raba Kontolku. Oh, geli sekali rasanya. Rasa geli itu membuatku secara refleks menggelinjang. Yola tertawa. "Enak kan, Bian?" tanyanya menggoda gw. Sial nih orang, pikirku. Dikerjain gua. Mau diterusin gak, Bian? tanya Yola sambil menggoda lagi. Gw hanya mengangguk.
Saat itu Kontolku belum berdiri. Aneh sekali. Padahal biasanya kalo melihat adegan yang sedikit porno, punya gw langsung keras. Akhirnya Yola mendekatkan mulutnya ke Kontolku. Dikecupnya ujung Kontolku perlahan. 
Ada getaran dashyat dalam diriku saat kecupannya mendarat di sana. "Bian, punya kamu enak. Bersih dan terawat" ujar Yola. Geer juga gw dipuji begitu. Dipegangnya gagang Kontolku, lalu Yola mulai menjilati Kontolku. 
Ya ampun, pikirku. Geli sekali.. Secara reflek gw meronta, melepaskan Kontolku dari mulut Yola. "Kenapa, Bian?" tanya Yola. "Gua gak tahan. Geli banget, sih?" kata gw protes. "Ya udah, pelan-pelan aja, ya?" kata Yola. Gw mengangguk lagi. Yola mulai memperlambat tempo permainannya. Rasa geli masih menjalari tubuhku, tapi dengan diikuti rasa nyaman.
Kuperhatikan Yola menjilati Kontolku, tak terasa Kontolku segera mengeras. Yola senang sekali melihatnya. Segera dilahap kembali Kontolku itu, kali ini sambil dikocok-kocok dengan tangannya. Sekali lagi gw disiksanya dengan rasa geli yang amat sangat. Kunikmati permainannya, tak terkira nikmatnya. Ya ampun, baru sekali ini kurasakan kenikmatan yang tiada tara seperti ini. "Ah.." tak kuasa gw menahan desahanku. Bian, kumasukan ya punyamu?, tanya Yola. "Nanti kamu sakit, gak?" tanya gw. Gw sudah tak bisa menguasai diri lagi. Ingin sekali rasanya Kontolku dikepit oleh vaginanya. Ya, kalau gw yang ngontrol sih, gak sakit, kata Yola. "Ya udah, kamu yang di atas aja" kata gw kepadanya.
Yola segera mengubah posisi tubuhnya. Ia kangkangkan pahanya di atas tubuhku, lalu pelan-pelan dibimbingnya Kontolku menuju liang memeknya. Ditekannya sedikit, masuklah sedikit ujung Kontolku ke dalam. Terasa sedikit basah dan licin kemaluannya. Didiamkan punya gw di sana untuk beberapa saat. Gw diam menunggu. Lalu ditekannya sedikit lagi. Kali ini punya gw masuk lebih dalam dan makin terasa cairan pelicin kemaluannya. Sudah sepertiga dari panjang Kontolku yang berada dalam vaginanya. Dia diamkan lagi Kontolku di sana beberapa saat. Ia sedikit mengernyit. "Sakit?" kutanya. "Iya, tapi gak apa apa" jawab Yola. Kemudian ia mendorong Kontolku makin dalam, hingga akhirnya semua Kontolku tertelan di dalam vaginanya. Terasa basah dan hangat vaginanya. Nikmat dan geli sekali rasanya. Setelah beberapa saat, Yola mulai menggerakkan pinggulnya naik dan turun. Ahh.. enak sekali menikmati Kontolku terjepit dalam vagina Yola.
Gerakan pantat Yola membuat Kontolku terkocok, dan segera gw merasakan kenikmatan yang tiada tara. Yola pun seakan-akan begitu. "Ohh.. ohh.. ohh.. ohh" Yola mengerang-ngerang. Yola terus menggerakan pinggulnya naik dan turun selama beberapa saat dengan diiringi desahan. Tiba-tiba ia berhenti. Entah mengapa tiba-tiba ada perasaan kesal dalam diriku. Namun, ternyata Yola tidak berhenti begitu saja. Kini pinggulnya digerakan tidak naik-turun lagi, tapi maju mundur, dan terkadang berputar. Sepertinya Yola sangat menikmati gerakan ini, terbukti erangannya semakin sering. "Ah.. ah.. ahh.. ahh.." desahnya terus, tanpa henti. Kuremas dengan lembut payudaranya, Yola makin merintih. "Sssh.. ssh.. sshh.." enak Bian.
Makin lama gerakan Yola makin cepat. "Bian, gw mau keluar lagi, Bian.." rintihnya. Gw pun merasa Kontolku berdenyut kencang. Yola, tolong lepaskan, gw mau keluar, kata gw. Gw takut sekali kalau sampai Yola hamil. Tapi Yola tidak mau melepaskan Kontolku. Ditekannya kuat tanganku dengan kedua tangannya sehingga gw tidak bisa melepaskan diri darinya. Tiba-tiba kurasa Kontolku menyemburkan cairan kuat di dalam vaginanya. Aduh, Yola, jangan.. nanti kamu hamil.., teriakku, sesaat sebelum cairanku keluar. Tapi semua sudah terlambat. Semua cairanku sudah keluar dalam vaginanya. Nikmat sekali rasanya, namun terasa lemas tubuhku sesudahnya. Segera otot-otot Kontolku mengerut, dan menjadi kecil kembali.
Yola dengan kecewa melepaskan Kontolku. "Yola, kalo kamu hamil gimana" tanya gw dengan setengah takut. "Tenang aja, Bian. Gua pake alat kontrasepsi kok. Kamu gak perlu takut, ya?" kata Yola menenangkan diriku. Kemudian, Yola segera memijat-mijit Kontolku. Di elus, dan di kulum lagi seperti tadi. Tak lama, Kontolku segera mengejang lagi. Segera Kontolku dimasukan lagi oleh Yola ke vaginanya. Kembali Yola melakukan gerakan maju mundur tadi. Öhh.. ohh.. ohh.. oohh" erangnya. Kuremas lembut tokednya. "Ssshh.. sshh.. sshh" begitu terus rintihannya. Selama beberapa saat Yola mengocok Kontolku dengan vaginanya, sampai akhirnya ia berteriak. Bian, gw hampir keluar, desah Yola.
Segera Yola mempercepat gerakannya. Gw pun membantunya dengan menggerakan pinggulku berlawanan dengan arah gerakannya. "Ahh.. Bian, gw keluar" desahnya agak keras. Sejenak ia menikmati orgasmenya, sebelum tubuh ke dalam pelukanku. Kubiarkan ia menikmati orgasmenya, kuelus rambutnya, dan kukecup keningnya. Kami berpelukan, dan tidur tanpa busana sampai pagi hari. Alangkah Indahnya Hidup ini dibuat oleh Yola dan gw tak akan pernah melupakan kenangan terindah di malam pertama bersama Yola walaupun kini gw gatau kabarnya si Yola ini! Nasib-nasib salah kirim sms dapat ngentot cewek gratis.


Cerita Seks, Cerita Mesum, Cerita ML, Kisah Seks, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Bersetubuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar